Ada dua kemungkinan Terkabulnya Do'a kita yaitu ; cash dan delayed.
Rasulullah saw. bersabda:
“Tidak ada seorang muslim
yang menghadapkan mukanya kepada Allah untuk berdo’a, kecuali Allah akan
mengabulkannya (memberikannya). Kadang-kadang, pengabulannya dipercepat (cash)
dan kadang diperlambat/ditanggauhkan (delayed).” (HR. Ahmad dan Hakim)
Pengabulan do’a ada
yang cash (langsung/kontan). Misalnya, saat tahajud kita minta
jodoh yang shaleh. Ternyata, siang harinya ada yang melamar dan besoknya
menikah. Inilah do’a yang cash (kontan).
Ada juga do’a yang delayed (tertunda
/ ditangguhkan). Misalnya, hari ini kita berdo’a, tetapi dikabulkannya baru
lima tahun kemudian. Inilah do’a yang delayed (ditangguhkan). Bahkan ada juga
do’a yang pengabulannya tidak di dunia, tetapi menjadi deposito amal shaleh
kita di akhirat. Ini juga merupakan bentuk pengabulan do’a yang delayed (ditangguhkan).
Prinsip-prinsip dalam
berdo’a harus dipegang teguh agar kita tidak berprasangka buruk kepada Allah
swt. dan tidak putus asa dari rahmat dan karunia-Nya.
“Bisa saja kamu
membenci sesuatu padahal hal itu baik untuk kamu, dan boleh jadi kamu menyukai
sesuatu padahal hal itu buruk bagi kamu. Dan Allah-lah yang mengetahui,
sedangkan kamu tidak mengetahui.” (QS. Al-Baqarah 2:216)
“Bisa saja kamu membenci
sesuatu padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak.” (QS.
An-Nisa 4:19)
1. Awali Do’a dengan Asmaul
Husna.
“Allah mempunyai Asmaul
Husna, maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut asmaul husna itu…” (QS. Al-A’raf 7:180)
Asmaul
Husna artinya nama-nama
Allah yang baik, seperti Ar-Rahman (Maha Pemurah), Al Hakiim (Maha Bijaksana),
Ar-Rahiim (Maha Penyayang), Al Kariim (Maha Dermawan), Al ‘Aliim (Maha
Mengetahui), dan lain-lain.
2. Ucapkan Kalimah Tauhid
Setelah membaca Asamul Husna, lalu kita ucapkan Kalimah
Tauhid, yaitu
pernyataan yang mengekpresikan keimanan kita kepada Allah swt. Kita nyatakan
bahwa Allah swt. itu Maha Tunggal, Maha Berkuasa, tidak ada sekutu bagi-Nya,
dan lain-lain.
Adapun Kalimah Tauhid yang sebaiknya kita baca saat berdo’a adalah
sebagai berikut,
[Allahumma inni as aluka bi
anni asyhadu annaka antallahu laa ilaaha illa antal ahadu shamadul ladzi lam
yalid wa lam yuulad wa lam yakun lahu kufuwan ahad ]
“Sesungguhnya aku memohon kepada-Mu ya Allah, dengan bersaksi
bahwa sesungguhnya Engkau adalah Allah Yang tiada Tuhan selain Engkau, Yang
Maha Tunggal dan Yang menjadi tempatku bergantung, Yang tidah beranak dan tidak
diperanakkan, serta tak ada yang menyamai-Mu seorang pun.” (H.R.Abu Daud,
Tirmizdi, Ibnu Majah, Ibnu Hibban, dan Hakim)
[Laa ilaaha illallaahu wallaahu
akbaru, Laa ilaaha illallaahu wahdahu laa syariika lahu, lahulmulku walahul
hamdu wahuwa ‘alaa kulli syai-in qadiir, laa ilaaha illallaahu, walaa haula
walaa quwwata illa billaah]
“Tiada tuhan selain Allah, dan Allah Maha Besar, tiada Tuhan
selain Allah Yang Maha Tunggal, tiada sekutu bagi-Nya, milik-Nya segala
kerajaan dan milik-Nya pula segala puji, dan Dia berkuasa atas segala sesuatu.
Tiada Tuhan selain Allah dan tiada daya serta tak ada kekuatan selain dengan
kekuatan yang datang dari Allah.” (H.R.Thabrany)
3. Iringi do’a dengan prasangka baik.
Berdo’a harus diiringi
dengan prasangka baik kepada Allah swt. bahwa Dia akan selalu mengabulkan do’a
kita. Apabila do’a belum dikabulkan, kita harus yakin bahwa apa yang kita pinta
mungkin menurut Allah swt. kurang baik, karena itulah Dia tidak mengabulkan
permintaan kita, atau tanpa kita sadari Allah telah menggantinya dengah yang
lebih baik. Yakinlah, Allah swt. hanya akan mengabulkan permintaan yang
sekiranya akan menjadi kebaikan untuk diri kita.
“Sesungguhnya Allah
‘azza wa jalla berfirman: “Aku akan mengikuti persangkaan hamba-Ku kepada-Ku.
Dan Aku selalu menyertainya apabila ia berdo’a kepada-Ku”. (H.R.Bukhari dan
Muslim)
4. Berdo’a dengan hati yang
mantap
Allah akan mengabulkan do’a
yang lahir dari hati yang sungguh-sungguh (mantap), karena itu
bersungguh-sungguh dan optimislah bahwa do’a kita bakal dikabulkan-Nya.
“Wahai manusia, jika kamu
memohon kepada Allah ‘azza wa jalla, mohonlah langsung kehadirat-Nya dengan keyakinan
yang penuh bahwa do’amu akan dikabulkan, karena Allah tidak akan mengabulkan
do’a yang keluar dari hati yang lalai.” (H.R.Ahmad)
5. Berdo’a dengan kerendahan hati dan suara lembut
Kebalikan dari rendah hati
adalah sombong. Kalau kita ingin do’a kita dikabulkan, kikislah serta kuburlah
sifat-sifat sombong atau takabur. Ketahuilah, Allah hanya akan mengabulkan do’a
orang-orang yang rendah hati.
“Berdo’alah kepada
Tuhanmu dengan berendah hati dan suara yang lembut. Sesungguhnya Allah tidak
suka kepada orang-orang yang melampaui batas.” (QS.
Al-A’raf,7 : 55)
Selain dengan rendah hati,
berdo’a sebaiknya dilakukan dengan suara yang lembut, karena Allah itu maha
Mendengar dan Maha Mengetahui. Kita tidak perlu berdo’a dengan berteriak.
Rasulullah saw. pernah menegur sejumlah shahabat yang berdo’a dengan
berteriak-teriak, Sabda Nabi saw.: “Hai
Manusia, sesungguhnya Dzat yang kamu seru itu tidak tuli dan tidak jauh,
sesungguhnya Tuhan yang kamu seru itu ada diantara kamu, bahkan diantara leher
kamu !” (HR. Muttafaq ‘Alaih)
6. Ulangi Permintaan do’a
minimal Sebanyak tiga kali
Saat berdo’a, Rasulullah
saw., suka mengulanginya hingga tiga kali.
“Nabi saw., apabila
berdo’a, beliau mengulanginya tiga kali, dan apabila meminta, juga
mengulanginya tiga kali.” (H.R.Muslim).
Iringi do’a dengan ikhtiar
(usaha)
Do’a
dan ikhtiar bagaikan
dua sisi dari satu mata uang. Keduanya saling melengkapi, tidak bisa
dipisahkan. Kalau kita minta ilmu, barengi dengan belajar, minta harta,
dampingi dengan usaha, minta sukses dalam karier, iringi dengan kerja keras,
minta kesembuhan, ikuti dengan pengobatan, dan lain-lain.
“…Bekerjalah (berusahalah)
kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang beriman akan melihat pekerjaan
(ikhtiar)mu itu…” (QS.
Attaubah 9:105)
Kesimpulannya, setiap do’a yang kita panjatkan pasti akan
dikabulkan Allah swt. Adapun bentuk pengabulannya, ada yang langsung, ada pula
yang di tangguhkan hingga beberapa bulan atau tahun, bahkan ada yang
ditangguhkan sampai hari akhirat, menjadi deposito pahala di akhirat nanti.
Agar do’a berpeluang dikabulkan, kita harus mengawalinya dengan Asmaul Husna,
mengucapkan Kalimah Tauhid, berprasangka baik pada Allah, optimis, lakukan
dengan rendah hati, ulangi beberapa kali, dan iringi dengan usaha.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar